GRESIK - Rencana pemerintah mengubah kurikulum pendidikan nasional pada 2013 mendatang menuai protes sebagian guru. Mereka menyesalkan, perubahan kurikulum hanya akan membuat repot guru dan tenaga pendid
Ketua Forum Musyawarah Guru Jakarta (FMGJ) Retno Listyarti mengatakan, kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang sekarang diterapkan sebenarnya sudah sangat bagus mengingat kurikulum ini memberdayakan para guru dan sekolahnya, sehingga membuat sekolah mandiri. Menurut guru SMAN 13 Jakarta ini, apabila ada rencana perubahan kurikulum, maka seharusnya kurikulum yang sebelumnya dievaluasi terlebih dahulu.
"Korban perubahan kurikulum adalah anak didik. Guru juga kewalahan untuk mengimplementasikan kurikulum yang baru," ujar Retno ketika dihubungi Okezone, Senin (26/11/2012).
Retno menilai, perubahan kurikulum yang sekarang ini sedang berjalan ada hubungannya dengan politisasi dan pencitraan pemerintah. Selain itu, ujar Retno, kurikulum bisa diubah apabila ada alasan mendasar yang rasional, misalnya kurikulum yang ada sudah tidak update.
Pendapat Retno diamini Heni Nuraeni, Guru MTS Muhammadiyah Ciputat. Dia menilai, seharusnya kurikulum tidak diubah setiap berganti menteri. Idealnya, kata Heni, perubahan kurikulum dilakukan apabila kurikulum tersebut memang ketinggalan zaman.
"Poin penting dari pelaksanaan kurikulum adalan monitoring dan evaluasi," kata Heni.
Heni menambahkan, Indonesia sebaiknya becermin dari negara-negara yang sukses di bidang pendidikan seperti Finlandia dan Amerika Serikat. Finlandia, kata Heni, mengganti kurikulumnya setiap 40 tahun sekali, dan Amerika Serikat melakukan perubahan kurikulum per 50 tahun.
"Tapi di Indonesia, setiap ganti menteri, kurikulum diganti juga," tutur Heni.(rfa)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar