Ilustrasi oleh Didik Muliadi |
[Internet Sehat] Bagaimana rasanya dihapus dari
friend list Facebook teman, atau di-unfriend, atau di-unfollow? Apakah
rasanya sama seperti ditinggalkan teman di dunia nyata? Inilah yang
diteliti oleh ilmuwan Chapman University, Jennifer L. Bevan, Jeanette
Pfyl dan Brett Barclay. Menurut mereka, semakin sering kita menggunakan
Facebook atau social media lain, makin sensitif lah perasaan kita
merespon perilaku teman di dunia maya.
Mengalami putus hubungan pertemanan, walau hanya di Facebook, cukup
membuat seseorang tersakiti, demikian menurut studi yang dipublikasikan
di jurnal Computers in Human Behavior tersebut. Ini merupakan
pertamakali dilakukan penelitian mengenai konsekuensi psikolgis akibat
putusnya hubungan pertemanan di jejaring sosial.
Ada faktor lain yang mempengaruhi rasa sakit seseorang akibat di-unfriend:
- Seberapa dekat kita dengan orang yang menghapus kita dari daftar temannya.
- Apakah kita paham mengapa kita di-unfriend?
- Siapa yang awalnya mengajukan friend request?
Para ilmuwan juga mengukur seberapa jauh persepsi orang tentang
kenapa mereka di-unfriend, apakah karena terlalu sering update status,
atau melakukan komentar kasar. Mereka juga ditanyai seberasa sedih
mereka di-unfriend, dan apakah ia kenal baik dengan pelakunya di dunia
nyata.
”Penggunaan Facebook yang intens mengartikan bahwa si user sangat
tergantung pada hubungan pertemanan dengan teman-teman Facebook-nya.
Maka jika mengalami putus hubungan, emosi negatif yang ditimbulkan akan
lebih besar,” para ilmuwan menyimpulkan.
Perasaan sakit akan lebih terasa apabila teman yang memutuskan
hubungan adalah teman yang melakukan friend request lebih dulu. Rasanya
seperti dicampakkan setelah diterima. Yang paling menyakitkan adalah
jika mereka di-unfriend oleh orang yang memiliki hubungan dekat,
misalnya anggota keluarga, teman dekat, dan pacar. [Internet Sehat]
Sumber artikel: readwriteweb.com/
Tidak ada komentar :
Posting Komentar