·
Kedelapan
penyebab kegagalan dalam interview kerja, menurut Dave, antara lain:
1. Ada
kebohongan dalam CV – Salah
satu penyebab seseorang gagal dalam interview, adalah karena adanya kebohongan
dalam CV. Setelah di cross-check dengan pemberi kerja sebelumnya, ternyata apa
yang dicantumkan di dalam CV nggak bener. Alias bohong belaka. Unyu pikir,
masuk akal. Mana ada orang/perusahaan yang suka dengan tukang bohong. Belum
diterima aja sudah berani berbohong, apalagi setelah diterima.
2. Skill dan
talent-nya nggak fokus – Dulu Unyu pernah mikir; makin banyak skill makin bagus. Makin banyak
bakat makin bagus. Ternyata anggapan Unyu itu nggak selalu benar. Bahkan,
menurut Dave, rata-rata manajer perekrut lebih suka calon pegawai yang
spesialis (Dave menyebutnya dengan istilah “deep talent”.) Bukan yang ‘serba
bisa-serba sedikit’. Unyu pikir, masuk akal. Akuntansi juga bersifat teknikal
(mirip bidang teknologi), sehingga kayaknya berlaku hal yang sama (makin fokus
di akuntansi, makin menjual). Masuk akal nggak?
3.
Menonjolkan diri – Percaya
diri itu penting, menurut Dave. Tapi, interviewer rata-rata nggak suka dengan
kandidat yang terlalu ngotot untuk menonjolkan diri. Team-kerja yang sukses,
menurut Dave, adalah team yang solid, anggotanya selalu kompak. Sehingga,
jarang ada manajer yang menginginkan staf yang suka menonjolkan diri. Kandidat
pegawai yang menunjukan gejala bahwa dirinya lebih suka bekerja sendiri,
menurut Dave, biasanya diberi tanda red-flag oleh interviewer. Sederhananya ya
CV-nya dibuang ke tong sampah.
4. Kurang
Antusias – Jika
seorang kandidat nampak nggak cukup antusias terhadap perusahaan (operasional,
system dan orang-orang yang ada di dalamnya), menurut Dave, melanjutkan
interview dengannya sama saja dengan buang waktu percuma. Kata lainnya: lamaran
ditolak.
5. Terlalu
banyak membicarakan keberhasilan rekan kerja – Nampaknya ini agak kontradiktif dengan penyebab
ketiga di atas (menonjolkan diri). Tapi, menurut Unyu, masih masuk-akal.
Penyebab lain seseorang gagal dalam interview, kata Dave, adalah; terlalu
banyak membicarakan keberhasilan orang lain. Mungkin kandidat bermaksud
‘humble’ dan mau mengakui kelebihan orang lain, Dave meenjelaskan. Tetapi
interviewer menterjemahkan itu sebagai gejala bahwa kandidat nggak cukup mampu
menyampaikannya ATAU karena memang nggak pernah berprestasi apa-apa?
6. Nggak
peduli keadaan di sekeliling atau kurang bergaul – Manajer perekrut rata-rata
mengharapkan pegawai yang peduli terhadap keadaan sekiling, kata Dave. Ketika
ditanya mengenai pekerjaan mantan rekan-kerjanya, jika jawaban kandidat “saya
nggak tahu”, atau “saya nggak pernah perhatiin”, maka besar kemungkinan
kandidat nggak pernah peduli terhadap keadaan di sekelilingnya. Bisa jadi juga
karena dia kuper (kurang pergaulan). Dan, menurut Dave, yang seperti itu bukan
type kandidat yang diinginkan oleh perusahaan.
7. Salah
menempatkan fokus – Jika
kandidatnya seorang enjiner misalnya, tetapi saat interveiew mengatakan
dirinaya sangat menyukai sesuatu di luar bidangnya, itu pertanda dia bukan
calon pegawai yang unggul. Dave menyebut ini sebagai “misplaced fokus” (salah
menempatkan fokus). Unyu pikir, sama dengan seseorang yang melamar posisi
pekerjaan akuntansi/keuangan/pajak, tetapi sangat menyukai otomotive misalnya.
Pastilah perusahaan menginginkan calon pegawai yang bener-bener menyukai
bidang-kerjanya.
8. Nggak
mampu belajar dari pengalaman – Perusahaan cenderung lebih memilih kandidat yang
berpengalaman sebab itu dipandang sebagai keuntungan atau nilai lebih
(perusahaan nggak perlu ngajari dari nol). Jika seorang kandidat berpengalaman,
tetapi nggak banyak belajar dari pengalaman, sama aja bohong, kata Dave.
Kandidat yang nggak mampu belajar dari pengalamannya, menurut Dave, bisa
dilihat dari perkembangan yang terjadi di departemen dimana dia bekerja
sebelumnya; jika tidak ada perubahan signifikan disana, artinya nggak
berkembang, artinya dia nggak mampu belajar dari pengalaman. Jika direkrut,
bisa jadi dia nggak akan mampu mengaplikasikan pengalaman sebelumnya di
ditempat kerja yang baru. Dan itu, menurut Dave, bukan calon pegawai yang
bagus.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar