Kamis, 13 Desember 2012

Delapan Penyebab Kegagalan Dalam Interview Lamaran Kerja



·          
Kedelapan penyebab kegagalan dalam interview kerja, menurut Dave, antara lain:
1. Ada kebohongan dalam CV – Salah satu penyebab seseorang gagal dalam interview, adalah karena adanya kebohongan dalam CV. Setelah di cross-check dengan pemberi kerja sebelumnya, ternyata apa yang dicantumkan di dalam CV nggak bener. Alias bohong belaka. Unyu pikir, masuk akal. Mana ada orang/perusahaan yang suka dengan tukang bohong. Belum diterima aja sudah berani berbohong, apalagi setelah diterima.
2. Skill dan talent-nya nggak fokus – Dulu Unyu pernah mikir; makin banyak skill makin bagus. Makin banyak bakat makin bagus. Ternyata anggapan Unyu itu nggak selalu benar. Bahkan, menurut Dave, rata-rata manajer perekrut lebih suka calon pegawai yang spesialis (Dave menyebutnya dengan istilah “deep talent”.) Bukan yang ‘serba bisa-serba sedikit’. Unyu pikir, masuk akal. Akuntansi juga bersifat teknikal (mirip bidang teknologi), sehingga kayaknya berlaku hal yang sama (makin fokus di akuntansi, makin menjual). Masuk akal nggak?
3. Menonjolkan diri – Percaya diri itu penting, menurut Dave. Tapi, interviewer rata-rata nggak suka dengan kandidat yang terlalu ngotot untuk menonjolkan diri. Team-kerja yang sukses, menurut Dave, adalah team yang solid, anggotanya selalu kompak. Sehingga, jarang ada manajer yang menginginkan staf yang suka menonjolkan diri. Kandidat pegawai yang menunjukan gejala bahwa dirinya lebih suka bekerja sendiri, menurut Dave, biasanya diberi tanda red-flag oleh interviewer. Sederhananya ya CV-nya dibuang ke tong sampah.
4. Kurang Antusias – Jika seorang kandidat nampak nggak cukup antusias terhadap perusahaan (operasional, system dan orang-orang yang ada di dalamnya), menurut Dave, melanjutkan interview dengannya sama saja dengan buang waktu percuma. Kata lainnya: lamaran ditolak.
5. Terlalu banyak membicarakan keberhasilan rekan kerja – Nampaknya ini agak kontradiktif dengan penyebab ketiga di atas (menonjolkan diri). Tapi, menurut Unyu, masih masuk-akal. Penyebab lain seseorang gagal dalam interview, kata Dave, adalah; terlalu banyak membicarakan keberhasilan orang lain. Mungkin kandidat bermaksud ‘humble’ dan mau mengakui kelebihan orang lain, Dave meenjelaskan. Tetapi interviewer menterjemahkan itu sebagai gejala bahwa kandidat nggak cukup mampu menyampaikannya ATAU karena memang nggak pernah berprestasi apa-apa?
6. Nggak peduli keadaan di sekeliling atau kurang bergaul – Manajer perekrut rata-rata mengharapkan pegawai yang peduli terhadap keadaan sekiling, kata Dave. Ketika ditanya mengenai pekerjaan mantan rekan-kerjanya, jika jawaban kandidat “saya nggak tahu”, atau “saya nggak pernah perhatiin”, maka besar kemungkinan kandidat nggak pernah peduli terhadap keadaan di sekelilingnya. Bisa jadi juga karena dia kuper (kurang pergaulan). Dan, menurut Dave, yang seperti itu bukan type kandidat yang diinginkan oleh perusahaan.
7. Salah menempatkan fokus – Jika kandidatnya seorang enjiner misalnya, tetapi saat interveiew mengatakan dirinaya sangat menyukai sesuatu di luar bidangnya, itu pertanda dia bukan calon pegawai yang unggul. Dave menyebut ini sebagai “misplaced fokus” (salah menempatkan fokus). Unyu pikir, sama dengan seseorang yang melamar posisi pekerjaan akuntansi/keuangan/pajak, tetapi sangat menyukai otomotive misalnya. Pastilah perusahaan menginginkan calon pegawai yang bener-bener menyukai bidang-kerjanya.
8. Nggak mampu belajar dari pengalaman – Perusahaan cenderung lebih memilih kandidat yang berpengalaman sebab itu dipandang sebagai keuntungan atau nilai lebih (perusahaan nggak perlu ngajari dari nol). Jika seorang kandidat berpengalaman, tetapi nggak banyak belajar dari pengalaman, sama aja bohong, kata Dave. Kandidat yang nggak mampu belajar dari pengalamannya, menurut Dave, bisa dilihat dari perkembangan yang terjadi di departemen dimana dia bekerja sebelumnya; jika tidak ada perubahan signifikan disana, artinya nggak berkembang, artinya dia nggak mampu belajar dari pengalaman. Jika direkrut, bisa jadi dia nggak akan mampu mengaplikasikan pengalaman sebelumnya di ditempat kerja yang baru. Dan itu, menurut Dave, bukan calon pegawai yang bagus.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar