Ilmu Bisnis:
Strategi Bisnis Cetak Foto. Memang, saat ini semakin banyak orang ‘jeprat
jepret’ mengambil foto dengan kamera digital ataupun kamera di ponselnya.
Sebagian ada yang tetap menyimpannya dalam format digital, namun ada juga yang
mencetaknya. Nah, tantangan kita di sini adalah membuat semakin banyak orang
mencetakkan fotonya di tempat kita. Untuk itu kita harus tawarkan nilai lebih
kalau mereka mencetak fotonya. Ini untuk mendorong keinginan mereka mencetak
foto yang telah mereka buat. Misalnya dengan memberi layanan editing
foto.
Orang yang telah
memotret dengan kameranya sendiri atau ponsel –umumnya hasilnya “biasa saja”-
dapat mencetak foto ke kita dengan mendapat layanan professional editing
mulai dari pengontrasan gambar foto yang telah mereka ambil, penajaman gambar
foto yang kabur, penghapusan bagian yang tidak diinginkan, pemotongan (cropping)
ukuran foto sampai manipulasi gambar sesuai keinginan konsumen seperti me-make
up foto sehingga wajah di foto semakin cantik, memberi bingkai unik di
dalam foto, mengganti latar belakang foto, dll. Jadi nilai lebihnya adalah
membuat foto hasil jepretan sendiri yang kualitasnya biasa saja menjadi lebih
bagus dan indah. Layanan ini bisa diberikan gratis asalkan mencetak dalam
jumlah banyak misalnya 5 foto. Kalau hanya satu foto, bisa sedikit dibebankan
ongkos editing.
Adanya
layanan Bisnis
Cetak Foto seperti ini tentu menarik konsumen yang telah menyimpan hasil
jepretannya yang ada di kamera digital atau ponselnya. Jangan lupa pasang
spanduk, standing banner dan sebar brosur, misalnya berbunyi: “Ayo
cetak foto yang Anda buat dengan gratis editing di kami. Foto yang Anda buat
menjadi lebih indah!”. Adanya pesan iklan ini bisa membuat orang tertarik.
Sekarang kita
bahas yang kedua, tentang studi Bisnis Cetak Foto . Orang yang memakai layanan
studio foto mengharapkan hasil gambar yang indah, sangat jelas, dengan gaya
yang menarik. Kalau kita merancang bisnis studio foto maka kita harus tetapkan
dulu siapa target market utamanya. Lihatlah orang-orang yang berada di sekitar
lokasi bisnis kita. Kalau banyak remaja putri (ABG) maka kita sasar ke ABG.
Kalau banyak keluarga bisa kita bidik ke keluarga.
Sebagai contoh
kalau studio foto kita untuk kalangan remaja putri maka kita buat layanan yang
pas buat mereka seperti peminjaman kostum remaja yang ceria, latarbelakang foto
sesuai dengan dunia remaja, make-up foto yang buat wajah tampak
semakin cantik, dll. Sebaliknya kalau studio foto kita untuk bayi dan balita
akan beda.
Kita dekor studio
kita penuh dengan nuansa bayi seperti kelembutan, keceriaan, kasih sayang,
boneka, dll. Jadi kalau ada orang tua yang ingin memotretkan bayinya, hasil
foto akan membuat bayinya tampak imut, lucu, cute, dan sejenisnya.
Studio foto untuk bayi cukup marak di beberapa mal belakangan ini dan cukup
laris. Selain itu studio kita tentu saja juga menawarkan layanan standar untuk
foto keluarga dan pas foto. Yang terpenting tawarkan nilai tambah studio kita
dibanding studio lain. Misalnya ada penata gaya profesional, keleluasaan
konsumen memilih foto terbaik sesuai keinginannya, dll.
Kalau ada
pelanggan yang telah menfoto, jangan lupa memperoleh database mereka. Tujuannya
kita bisa menjalin komunikasi berlanjut, misalnya kalau ada keluarga yang
menfotokan bayinya. Kita perlu database tanggal lahir bayi dan kontak orang
tuanya. Mendekati hari ulang tahun berikutnya, kita hubungi supaya mereka
menfotokan lagi ke kita. Jadi pada saat event-event tertentu kita
tawarkan jasa kita ke para pelanggan seperti Valentine untuk ABG, ultah, anniversary,
dll. Beberapa database ini bisa kita peroleh dari tempat lain. Misalnya untuk
layanan foto bayi, kita bisa ‘meminta’ database ke rumah sakit bersalin. Dengan
database ini kita bisa tawarkan layanan foto kita lebih tersegmen sehingga
peluang kita mendapat pasar semakin besar.
Terakhir, kita
bisa manfaatkan komunitas untuk bisnis kita. Tawarkan bisnis studio foto atau
cetak foto ke para komunitas. Misalnya komunitas ibu yang mengandung dan akan
melahirkan bayi, komunitas remaja putri, komunitas anak SMA, komunitas ibu yang
memiliki balita, dll. Kita masuk ke jejaring sosial atau komunitas-komunitas
yang sekarang ini marak. Yang penting rajin mencari komunitas-komunitas on
line ini yang mudah dijumpai di internet. Kita masuk ke topik pembicaraan
mereka sembari menawarkan layanan foto kita. Cara-cara di atas dapat dilakukan
dengan biaya yang sangat murah. Semoga solusi ini memberi pencerahan bagi para
pelaku Bisnis Cetak Foto .
Sumber: Buku “Jurus-jurus
Sakti Wirausaha”, karya Istijanto
Tidak ada komentar :
Posting Komentar