BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Strategi
pemasaran harus selalu dapat bersifat dinamis, selalu dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan eksternal maupun internal. Faktor eksternal yaitu faktor diluar
jangkauan perusahaan yang antara lain terdiri dari pesaing, teknologi,
peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, dan lingkungan sosial budaya.
Sedangkan faktor internal adalah Product (produk), Price (Harga), Place
(Tempat), dan Promotion.
Suatu produk
yang telah berhasil diproduksi biasanya membutuhkan jasa distribusi untuk
memasarkannya. Produk yang telah dihasilkan tersebut tidak bisa mencari
konsumen sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan pemasaran strategi yang
tepat agar suatu produk sukses dipasarkan di market. Salah satu pemasaran
strategi yang sedang marak digunakan saat ini adalah dengan cara melakukan
promosi. Faktor keberhasilan dari suatu pemasaran sangat ditentukan dari
bagaimana promosi dilakukan. Jika promosi dilakukan dengan tepat sasaran, maka
akan menghasilkan penjualan yang sangat signifikan. Terutama pada saat ini
dengan adanya perkembangan teknologi yang sedemikian pesat, promosi telah
menjadi dan menjelma senjata ampuh yang dapat dilakukan secara lebih moderen.
Salah satu yang menjadi tolak ukur keberhasilan dari promosi suatu produk
adalah jika produk tersebut dapat dikenal lebih dekat oleh konsumen tentang
bagaimana keunggulannya, bagamana cara mendapatkannya, dan faktor yang amat
sangat penting, yaitu apakah produk tersebut memiliki harga yang kompetitif.
1.2
Pengertian Pemasaran dan Strategi
Pada
dasarnya kegiatan dan pengertian pemasaran berbeda jika dibandingkan dengan
kegiatan sejenis seperti kegiatan perdagangan, penjualan dan transaksi yang
dilakukan. Definisi pemasaran yang dikutip dari buku yang berjudul ‘Marketing
Management Analysis’ karangan dari Philip Kotler menyatakan pengertian
pemasaran adalah “Suatu proses sosial, dimana individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan, dan mereka inginkan dengan menciptakan dan
mempertahankan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya”. Kemudian
pengertian lain pemasaran yang dikutip dari sumber American Marketing
Association tahun 1960, menyatakan bahwa pemasaran dapat diartikan sebagai
“Pelaksanaan dunia usaha yang mengaarahkan arus barang-barang dan jasa-jasa
dari produsen ke konsumen atau pihak pemakai. Defenisi ini hanya menekankan
aspek distribusi ketimbang kegiatan pemasaran. Sedangkan fungsi-fungsi lain
tidak diperlihatkan, sehingga kita tidak memperoleh gambaran yang jelas dan
lengkap tentang pemasaran”
BAB 2
PEMBAHASAN
Riwayat
Singkat Perusahaan
Perusahaan
merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat
dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co.,
perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur, didirikan. Sejalan dengan kebijakan
nasionalisasi eks perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah
melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhinneka Kimia Farma.
Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk hukumnya diubah menjadi
Perseroan Terbatas, menjadi PT Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 Juli 2001
Perusahaan tercatat sebagai perusahaan public di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya. Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187
tahun dan nama yang identik dengan mutu, hari ini Perusahaan telah berkembang
menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian
memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.
Visi
Komitmen
pada peningkatan kualitas kehidupan, kesehatan, dan lingkungan.
Misi
- Mengembangkan industri kimia dan farmasi dengan melakukan penelitian dan pengembangan produk yang inovatif.
- Mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan terpadu (health care provider) yang berbasis jaringan distribusi dan jaringan apotek.
- Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan mengembangkan sistem informasi perusahaan.
Tujuan
Perusahaan
Menyediakan
barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat khususnya
bidang industri kimia, farmasi, biologi, kesehatan, industri makanan serta
minuman, dan mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Bidang Usaha
Perusahaan
Merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak
dari hulu ke hilir, yaitu : Industri, Marketing, Distribusi, Ritel,
Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan.
Industri
Dengan
dukungan kuat Riset & Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan
induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan
produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang
tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen
industri.
Plant Jakarta
memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, granul, sirop kering,
suspensi/sirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Plant ini merupakan
satusatunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari pemerintah untuk
memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini telah memperoleh
sertifi kat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9002.
Plant
Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunanturunannya, obat asli Indonesia
dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), yang telah mendapat US-FDA Approval.
Selain itu, Plant Bandung juga memproduksi tablet, sirup, serbuk, dan produk
kontrasepsi Pil Keluarga Berencana. Plant ini telah menerima sertifi kat Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9002.
Plant
Semarang mengkhususkan diri pada produksi minyak jarak, minyak nabati dan
kosmetika (bedak). Untuk menjamin kualitas hasil produksi, plant ini secara
konsisten menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh
sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan US-FDA Approval.
Plant
Watudakon Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang yodium
di Indonesia. Plant ini memproduksi yodium dan garam-garamnya, bahan baku ferro
sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat tambah darah, dan
kapsul lunak “Yodiol” yang merupakan obat pilihan untuk pencegahan gondok.
Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas produksi formulasi seperti tablet,
tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop dan cairan obat luar/dalam. Plant ini
telah memperoleh sertifi kat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO-9002 dan
ISO-14001.
Plant
Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk memasok kebutuhan
obat di wilayah Sumatera. Produk yang dihasilkan oleh pabrik yang telah
memperoleh sertifi kat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ini meliputi
sediaan tablet, krim dan kapsul.
Seluruh
Plant diatas kecuali Plant Watudakon telah memperoleh rating “A” untuk sertifi
kasi dari Badan POM.
Manajemen
Mutu
Guna
menjamin kualitas produk dan layanan yang dihasilkan, Perusahaan menerapkan
suatu kebijakan mutu yang memuat pedoman untuk memastikan mutu semua produk dan
layanannya. Peningkatan mutu produk secara terus menerus yang dilaksanakan
dengan implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Sistem ini menjadi panduan
bagi seluruh aspek kegiatan produksi untuk mencapai sasaran mutu yang telah
ditetapkan.
Dari sisi
layanan, upaya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dilaksanakan
melalui implementasi prosedur layanan yang menekankan pada pencapaian standar mutu,
ketepatan waktu dan standar jumlah.
Riset dan
Pengembangan
Unit Riset
dan Pengembangan (Risbang) merupakan suatu unit di Perusahaan yang
mengembangkan dan menciptakan produk-produk baru. Unit Risbang dilengkapi
fasilitas antara lain: laboratorium analisis, laboratorium formulasi,
laboratorium ekstrak bahan baku alam dan kebun percobaan. Unit Risbang
melakukan penelitian formulasi, baik untuk sediaan modern maupun herbal
medicine, sintesa kimia sederhana dan analisis tanaman obat.
Pemasaran
PT Kimia Farma
Tbk sebagai Holding melakukan kegiatan pemasaran di pasar dalam negeri maupun
pasar ekspor untuk permintaan obat-obat etikal, generik dan OTC. Dengan
didukung oleh lebih kurang 366 orang Medical Sales Representative yang tersebar
diseluruh Indonesia, mengcover 21.800 orang dokter, 276 buah rumah sakit serta
9.020 buah apotek. Selain pasar domestik, Perusahaan juga merintis pengembangan
pasar ekspor untuk produk obat dan bahan baku ke beberapa negara di kawasan
Asia, Eropa dan Afrika.
Kondisi
pasar farmasi nasional mengalami penurunan dari segi pertumbuhan pasar.
Pertumbuhan ini terjadi pada: sector Apotek sebesar 8,1%, sektor Toko Obat 8,7%
dan sektor Rumah Sakit 17,9%. Sedangkan pertumbuhan di sektor non panel market
sebesar 17,9%. Penurunan pertumbuhan pasar farmasi nasional tersebut disebabkan
antara lain melemahnya daya beli masyarakat yang diakibatkan situasi dan
kondisi perekonomian yang belum mendukung. Produk-produk perusahaan berhasil
tumbuh sebesar 11,9%, memang masih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuahan
pasar farmasi, diakibatkan rendahnya pertumbuhan obat generik. Pertumbuhan yang
besar terjadi produk CHP (Consumer Health Product) tumbuh 20% dan tumbuhnya
penjualan ekspor sebesar 65% senilai Rp.38,46 milyar.
Walaupun
pertumbuhan penjualan produk perusahaan hanya mencapai 11,90%, namun ada trend
yang menggembirakan yaitu adanya kenaikan penjualan untuk lini produk Consumer
Health Product yang sudah sejalan dengan strategi perusahaan untuk
menggalakkan produk dari lini ini. Untuk mendorong peningkatan penjualan dan
permintaan produk Perusahaan, telah dilakukan beberapa upaya pemasaran antara
lain sbb:
- Perluasan cakupan outlet sekitar 12.000 dalam rangka meningkatkan penjualan
- Melakukan pengembangan produk baik secara formulasi maupun kemasan dan peluncuran produk baru
- Melakukan kegiatan pemasaran yang lebih terencana dan lebih agresif
- Mengembangkan kemampuan tenaga-tenaga pemasaran melalui pelatihan dan perencanaan yang solid
- Meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan Distribusi dan Ritel
- Meningkatkan kinerja dan produktivitas tenaga pemasar dengan sistem insentif yang menarik.
Unit
pemasaran telah memperkuat timnya dengan melakukan penambahan tenaga pemasaran
atau Medical Representative (MR) yang terdiri dari MR Ethical 199 orang, MR-CHP
81 orang, MR-OGB 50 orang dan MR Institusi 28 orang, sehingga jumlah total
tenaga MR sebanyak 358 orang. Dengan tenaga pemasaran yang ada tersebut dapat
dicakup kegiatan promosi ke Dokter sebanyak 21.800, Apotek sebanyak 9.920,
Rumah Sakit sebanyak 276, Toko Obat sebanyak 3.050. Perusahaan menempatkan diri
masuk sepuluh besar rangking Industri Farmasi di Indonesia dari 200 Industri
Farmasi yang ada. Disamping produk perusahaan sendiri, perusahaan juga
melakukan penjualan produk-produk pihak ketiga melalui
Unit
Distribusi/PBF dan unit Ritel/Apotek. Secara konsolidasi hasil penjualan
perusahaan mencapai Rp.1,82 trilyun, mengalami penurunan sebesar 5,69%, dimana
kontribusi penjualan di Holding sebesar Rp. 525,60 milyar,di sektor distribusi
Rp.822,28 milyar, dan dari sektor Ritel/Apotek sebesar Rp.882,80 milyar.
Terjadinya penurunan penjualan disebabkan karena adanya penurunan penjualan di
sektor Distribusi/PBF dimana utamanya dalah penjualan di pasara institusi,
karena dana yang terbatas dan pergesaran pelaksanaan pengadaan oleh Pemerintah.
Distribusi
Unit
Distribusi yang direpresentasikan oleh anak perusahaan PT Kimia Farma Trading
& Distribution (PT KFTD) sangat berperan penting dalam upaya peningkatan
penjualan produk-produk Kimia Farma. PT KFTD melayani penjualan ke pedagang
besar farmasi dan apotek yangtersebar luar di seluruh Indonesia. Jumlah oulet
yang dilayani tahun 2005 sebanyak 19.864 outlet, dengan tenaga salesmen
sejumlah 216 orang. Selain itu guna melakukan penambahan muatan distribusi, PT
KFTD juga bertindak sebagai agen diantaranya dari: PT Merapi (infus), PT Tirta
Santana (kasa elastis), PT Duta Kaizar, PT Mahakam Beta Farma, PT Bio Farma,
dan PT Reddis Papua.
Ritel
PT Kimia
Farma Apotek, adalah Anak Perusahaan yang mengelola kegiatan usaha ritel melalui
pengoperasian apotek milik perusahaan maupun apotek kerja sama operasi yang
secara keseluruhan saat ini berjumlah 323 apotek. Apotek Kimia Farma melayani
resep dokter, penjualan obat bebas dan alat kesehatan. Selain itu untuk
menunjang kegiatan usaha di atas, apotek Kimia Farma juga dilengkapi dengan
cakupan pelayanan lainnya seperti praktek dokter, penjualan optik dan swalayan
farmasi, serta layanan swamedikasi. Apotek Kimia Farma dikelola oleh tenaga
Apoteker yang bekerja penuh waktu untuk memberikan layanan asuhan kefarmasian
dengan baik.
Laboratorium
Klinik & Klinik Kesehatan
Sebagai
perwujudan paradigma baru Perusahaan menjadi Perusahaan pelayanan kesehatan,
maka Perusahaan mengembangkan kegiatan usaha baru berupa layanan Laboratorium
Klinik dan Klinik Kesehatan.
Adapun
layanan yang diberikan yaitu :
- Jasa Layanan pemeriksaan Laboratorium Klinik sebagai penunjang diagnosa seperti pemeriksaan kesehatan (medical check up).
- Konsultasi dan pemeliharaan kesehatan.
Sampai
dengan tahun 2005 jumlah Laboratorium Klinik yang beroperasi sebanyak 19 outlet
yang tersebar di Jawa, Bali dan Batam. Sedangkan jumlah Klinik Kesehatan pada
tahun 2005 sebanyak 9 klinik di Jawa dan Bali, termasuk di lingkungan Kantor
Pusat PT Indosat.
Sumber Daya
Manusia
Perusahaan
menyadari bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) berperanan penting dalam menjaga
keberlangsungan perusahaan, oleh karena itu Perusahaan menetapkan strategi
pengembangan SDM yang selaras dengan strategi bisnis yang telah ditetapkan,
dalam arti implementasi manajemen SDM harus mampu meningkatkan kompetensi dan
komitmen karyawan pada perusahaan, sehingga dapat menjamin tercapainya
implementasi strategi bisnis.
Perusahaan
mengalokasikan cukup dana untuk program pengembangan SDM. Program pelatihan,
seminar dan lokakarya, baik di dalam maupun luar negeri untuk memperluas
wawasan dan meningkatkan ketrampilan karyawan.
Risiko
Perusahaan
Sebagaimana
halnya dengan bidang-bidang usaha lainya, bidang usaha yang dilakukan
Perusahaan juga tidak terlepas dari risiko yang disebabkan oleh berbagai faktor
yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perusahaan. Berkaitan dengan hal ini,
Perusahaan berupaya meminimalkan risiko dengan melakukan pengamatan yang
seksama terhadap risiko tersebut. Menurut Manajemen, risiko-risiko usaha yang mungkin
dihadapi Perusahaan adalah sebagai berikut:
- Risiko perubahan mata uang depresiasi nilai rupiah terhadap valuta asing
Sebagian
besar bahan baku obat Perusahaan diimpor, sedangkan pendapatan Perusahaan saat
ini sebagian besar dalam mata uang Rupiah. Apabila terjadi depresiasi nilai
mata uang Rupiah maka akan meningkatkan harga pokok penjualan produk Perusahaan
dan hal ini akan mempengaruhi kinerja usaha Perusahaan.
- Risiko pasokan bahan baku
Bahan baku
obat Perusahaan sebagian berasal dari pihak ketiga, baik lokal maupun impor.
Keterlambatan dalam pengiriman, kesulitan melakukan pembelian bahan baku serta
kebijakan Pemerintah mengenai impor, dapat berpengaruh pada kelangsungan
pasokan bahan baku, yang pada akhirnya dapat mengganggu kegiatan produksi Perusahaan.
- Risiko persaingan usaha
Di industri
farmasi tidak terdapat pemain yang memiliki pangsa pasar secara dominan.
Pesaing Perusahaan berusaha meningkatkan pangsa pasar dengan mengeluarkan
produk baru serta memperbaharui produk lama. Munculnya pesaing baru mungkin
akan mengakibatkan pangsa pasar Perusahaan berkurang dan dapat mempengaruhi
kinerja Perusahaan.
- Risiko perekonomian
Kondisi
perusahaan farmasi dapat dipengaruhi oleh perubahan perekonomian nasional,
seperti infl asi yang tinggi. Hal tersebut akan menurunkan daya beli konsumen
dan berakibat turunnya pendapatan Perusahaan.
- Risiko perubahan peraturan
Kegiatan
usaha dibidang farmasi merupakan bidang kegiatan usaha yang diatur secara ketat
oleh Pemerintah, misalnya aturan tentang penetapan harga jual obat. Perubahan
peraturan tersebut dapat mempengaruhi penjualan dan keuntungan Perusahaan. Di
samping itu, adanya Undang-Undang Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Paten,
Undang-Undang Persaingan Usaha dan Undang-Undang Otonomi Daerah juga dapat
mempengaruhi kegiatan usaha Perusahaan.
- Risiko kegagalan pengembangan usaha (Investasi)
Dalam upaya
mempertahankan serta meningkatkan penjualannya, Perusahaan secara
berkesinambungan memasarkan produk baru kepada masyarakat. Dalam hubungan ini
kegagalan yang terjadi dalam pemasaran produk baru Perusahaan dapat
mengakibatkan pengaruh yang negatif terhadap pendapatan Perusahaan. Saat ini
Perusahaan sedang mengembangkan kegiatan usaha baru berupa Laboratorium Klinik
dan Klinik Kesehatan. Kegagalan dalam pengembangan usaha tersebut akan
membebani keuangan Perusahaan.
- Risiko pemalsuan obat
Saat ini
banyak beredar produk farmasi yang dipalsukan di Indonesia. Produk-produk palsu
tersebut seringkali memiliki bentuk dan fi sik yang sama dengan produk aslinya,
tetapi memiliki komposisi dan kualitas yang tidak memenuhi ketentuan
persyaratan dari Badan POM. Semakin banyaknya obat palsu yang beredar di
pasaran akan menyebabkan turunnya kepercayaan konsumen terhadap produk aslinya.
Apabila pemalsuan ini dilakukan terhadap produk-produk Perusahaan maka akan
berdampak negatif pada pendapatan Perusahaan.
- Risiko produk rusak
Produk yang
telah beredar di pasaran dapat mengalami kerusakan, hal ini dapat disebabkan
antara lain oleh distribusi yang kurang baik atau sebab-sebab lain di luar
kendali perusahaan. Produk rusak ini dapat menimbulkan klaim dari konsumen dan
mengurangi tingkat kepercayaan konsumen. Apabila hal ini terjadi pada produk
Perusahaan, maka akan menurunkanpendapatan dan meningkatkan beban Perusahaan.
- Risiko pemogokan karyawan
Karyawan
merupakan salah satu faktor penentu dalam menjalankan kegiatan usaha
Perusahaan. Apabila terjadi pemogokan masal karyawan, akan menghambat kegiatan
usaha Perusahaan.
- Risiko dampak lingkungan
Dalam
kegiatan produksinya, terdapat limbah produksi berbentuk padat, cair dan gas.
Perusahaan telah melakukan pengelolaan limbah produksi sesuai ketentuan, tetapi
hal itu tidak menutup kemungkinan terjadinya pencemaran yang diakibatkan oleh
limbah industri, sehingga dapat memberikan risiko tuntutan hukum bagi
Perusahaan.
Analisis
SWOT
Analisa SWOT
adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif
(memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai
faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya
masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa
SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan
untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan
dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu
memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh
organisasi.
Analisa ini
terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
- Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.
- Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
- Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
- Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.
Terjadinya
krisis ekonomi yang multidimensi berdampak pada meningkatnya harga obat-obatan
terutama harga obat paten/merek dagang, kondisi ini sekaligus berakibat pada
tidak dapat terpenuhinya kebutuhan kesehatan masyarakat yang tengah mengalami
penurunan daya beli. Guna menanggulangi kondisi tersebut dibutuhkan adanya
peran serta industri farmasi khususnya dalam memproduksi, mengembangkan dan
memasyarakatkan obat-obatan yang harganya terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat baik diwilayah perkotaan maupun pedesaan. Salah satu bentuk peran serta
industri farmasi yang tengah dilakukan adalah dengan memasarkan dan
memasyarakatkan obat generik.
Strength /
kekuatan :
Kimia Farma
merupakan perusahaan yang mengeluarkan produk-produk kesehatan untuk
masyarakat. Banyak produk-produk kimia farma yang menjadi inovator dengan
mengembangkan obat-obatan serta rumusan kimia baru baik dengan kemampuan
sendiri ataupun melalui aliansi strategis dengan mitra internasional. Serta
banyak menghasilkan produk-produk baru yang berbasis teknologi tinggi.
Obat generik
merupakan salah satu produk farmasi yang kompetitif karena memiliki keunggulan
harga lebih murah 2 – 8 kali harga obat paten/merek dagang pertamanya dan
memiliki kualitas yang sama dengan obat merek dagang pertamanya.
Kebijakan
memasyarakatkan dan memasarkan obat generik yang dilakukan oleh perusahaan juga
sejalan dengan meningkatnya jumlah permintaan konsumen akan obat secara
keseluruhan yang mencapai 9,93% per kapita, serta 92% potensi pasar bisnis
industri farmasi di Indonesia masih belum terpenuhi. Hal tersebut menjadi
peluang bisnis yang kompetitif bagi 200 industri farmasi yang ada di Indonesia
termasuk PT. Kimia Farma Tbk. untuk lebih mengembangkan obat generik sehingga
mampu memiliki daya saing strategis dan dapat meningkatkan kemampu labaan. Guna
mengantisipasi persaingan bisnis yang kompetitif di pasar industri farmasi
khususnya dalam memasarkan maka pihak manajemen PT. Kimia Farma Tbk. harus
mengupayakan untuk menerapkan strategi bersaing.
Faktor-faktor
lain yang perlu dipertimbangkan oleh PT. Kimia Farma Tbk. dalam menghadapi
persaingan bisnis obat generik meliputi ; pengetahuan dan persepsi masyarakat
terhadap kualitas obat generik, faktor peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan serta faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan,
merupakan keseluruhan faktor yang menjadi dasar pertimbangan dalam memasarkan
obat generik.
Weakness /
kelemahan :
Kinerja
atribut/variabel obat generik sebagai berikut ; kinerja atribut kemasan dan
variasi (keragaman) obat generik memiliki penilaian yang negatif, sehingga
pihak manajemen perusahaan perlu menetapkan upaya/tindakan untuk lebih
meningkatkan kemasan produk agar lebih menarik perhatian dan meyakinkan
konsumen serta menambah varian-varian baru agar konsumen memiliki pilihan
alternatif dalam mengkonsumsi obat generik.
Opportunity
/ peluang :
- Besarnya penduduk Indonesia dan masih rendahnya konsumsi obat perkapita menyebabkan pasar potensial yang bisa dikembangkan.
- Kecenderungan berkembangnya Sistem Penanganan Kesehatan yang wajar yang dapat menyalurkan tenaga dokter termasuk dokter spesialis yang dibutuhkan.
Threat /
ancaman :
- Adanya kompetisi internal yang cukup keras. Sesuatu yang diistilahkannya “perang saudara” terutama terjadi di jalur pemasaran. Lebih spesifik lagi, di produk-produk farmasi yang berada di kategori yang sama.
- Adanya krisis ekonomi telah membuat daya beli obat rakyat Indonesia menurun sehingga mengancam kelangsungan hidup industri farmasi nasional terutama untuk pasar lokal.
- Legal sistem belum dapat menanggulangi obat palsu secara efektif sehingga harga obat menjadi lebih sulit dikontrol.
- Semakin luasnya pasar yang ingin dicapai, yaitu menembus pasar internasional akan semakin meningkat pula pesaing-pesaing bisnis farmasi.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar